MACAM-MACAM JENIS INVESTASI


Investasi bisa menjadi cara untuk melindungi dan meningkatkan kekayaan. Beragam jenis investasi pun tersedia dan dapat dipilih sesuai dengan tujuan investasi Anda.

Dibandingkan dengan negara-negara maju, minat masyarakat Indonesia akan dunia investasi memang masih terbilang rendah. Rendahnya minat berinvestasi di Indonesia ini tidak terlepas dari banyaknya kalangan masyarakat yang masih berpendapat bahwa investasi hanya untuk orang-orang kaya saja.

Meski demikian, paradigma tersebut terus mengalami pergeseran. Investasi kini semakin mudah dijangkau oleh masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Hal ini berdampak besar pada pertumbuhan investasi di Indonesia. Pendidikan finansial yang semakin merata juga turut meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya berinvestasi.

Instrumen Investasi yang Populer di Indonesia

1. Deposito

Sebenarnya deposito ini mirip dengan tabungan. Risikonya yang rendah membuat deposito kerap dipilih investor pemula. Namun jika dibandingkan dengan tabungan, ada dua hal yang membedakannya, yakni tingkat bunga dan adanya waktu jatuh tempo.

Suku bunga deposito lebih tinggi dibandingkan bunga tabungan biasa. Secara umum, bunganya ada di kisaran 5-6% per tahunnya. Ada juga beberapa bank yang menawarkan suku bunga lebih dari 6%. Semakin banyak uang yang Anda investasikan, biasanya bunga depositonya juga semakin tinggi. Jika Anda membuka rekening deposito di HSBC, return yang bisa Anda dapatkan antara lain bunga 6,25% per tahun dan cashback hingga Rp 100 juta yang setara dengan total return hingga 7,25% untuk deposito Rupiah.

2. Emas

Bagi Anda yang lebih tertarik dengan jenis investasi fisik dengan nilai intrinsik yang lebih jelas, emas bisa jadi pilihan yang cukup menarik. Sama halnya dengan deposito, risiko investasi emas juga rendah. Nilainya cenderung stabil dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Jika ingin berinvestasi emas, sebaiknya pilih emas batangan. Berbeda dengan emas perhiasan, nilai emas batangan ini murni dinilai dari beratnya. Anda juga harus menyiapkan tempat untuk menyimpan emas yang sudah dibeli. Untuk penyimpanan sendiri, Anda bisa menyimpannya sendiri atau menyewa deposit box di bank.

3. Properti

Investasi properti memiliki beberapa kesamaan dengan investasi emas. Ada benda fisik yang Anda beli di sini. Nilainya juga dipastikan terus mengalami peningkatan tanpa banyak fluktuasi. Selain itu, risikonya juga terbilang rendah.

Ada beberapa model investasi properti yang biasa digunakan. Cara yang paling sederhana adalah dengan membeli tanah, membangun properti di atasnya dan menjualnya saat harga dinilai sudah cukup tinggi. Sedangkan untuk cara kedua, Anda bisa menyewakan properti untuk mendapatkan aliran pemasukan.

4. Saham

Potensial namun berisiko tinggi, mungkin seperti itulah gambaran singkat mengenai investasi saham. Saham sebenarnya merupakan bukti kepemilikan sebuah perusahaan. Saat Anda membeli saham, pada dasarnya Anda membeli sebagian kepemilikan atas perusahaan yang mengeluarkannya. Jadi semakin banyak saham yang Anda beli, semakin besar pula persentase kepemilikan perusahaan yang Anda dapatkan.

Return investasi saham biasanya berasal dari dividen dan pertumbuhan nilai saham itu sendiri. Dividen sendiri diambil dari return yang diperoleh perusahaan. Namun perlu dicatat, tidak semua perusahaan membagikan dividen kepada investornya. Beberapa perusahaan justru memilih menggunakan return yang didapat untuk mengembangkan bisnisnya.

5. Reksa Dana

Apa itu reksadana? Secara sederhana, reksa dana adalah sebuah instrumen investasi di mana dana dari beberapa investor dikumpulkan menjadi satu untuk kemudian diinvestasikan ke instrumen-instrumen investasi yang ada di pasar modal. Reksa dana sendiri terbagi menjadi 5 jenis. Kelima jenis reksa dana ini meliputi reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana saham, reksa dana campuran dan reksa dana index.

Setiap jenis reksa dana memiliki potensi dan risiko yang berbeda beda. Untuk risiko terendah ada reksa dana pasar uang. Sedangkan untuk potensi return terbesar dengan risiko yang juga tidak kalah tinggi, Ada bisa memilih reksa dana saham.

6. Peer to Peer Lending

Jenis investasi peer to peer lending tergolong masih cukup baru di Indonesia. Meski demikian, popularitasnya terus melejit seiring dengan kejelasan hukum dan kemudahan yang ditawarkannya. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya perusahaan fintech lending yang menjalankan model bisnis ini. Jumlah uang yang berputar dalam investasi peer to peer lending juga terus tumbuh.

Dalam peer to peer lending, pada dasarnya Anda meminjamkan sejumlah uang kepada pihak yang membutuhkan, baik itu individu ataupun badan usaha. Sama seperti pinjaman dari bank, return jenis investasi ini berasal dari bunga pinjaman yang telah disepakati bersama.

Suku bunga peer to peer lending ini terbilang cukup menarik. Banyak fintech lending yang menawarkan suku bunga pinjaman mencapai 18% per tahunnya. Selain itu, Anda juga bisa mulai berinvestasi peer to peer lending mulai dari Rp 100.000 saja.

Sumber :
www.hsbc.co.id

Kang Bayu ID

Freelancer, Web Developer, Programmer, Blogger, Youtuber, Trader, Author, Teacher

Post a Comment

Previous Post Next Post